Duduk diam di pinggir sebuah danau
di Bandung entah apa namaya, setelah lelah seharian berkendara melintasi jalanan
kota tanpa tujuan, hari itu aku memang sedang tak ada kegiatan, aku memarkirkan
motorku di pinggir jalan di tepi danau itu, banyak juga orang yang sedang duduk
di tepi danau tersebut untuk hanya sekedar beristirahat atau pun memancing, aku
punduduk beristirahat sambil melihat orang-orang yang sedang asik mancing, di
tengah danau ada juga orang yang sedang bermain perahu angsa dan lainnya,
Suara air menemaniku dalam sepi,
suara air yang memecah kesepianku, mataku tertuju keseberang danau, karena dari
kejauhan aku mendengar suara nyanyian samar-samar terbawa angin, ternyata di
seberang danau sedang di adakan pentas seni, semakin sore semakin banyak orang
yang datang ketempat itu, kulihat jam baru menunjukan pukul lima sore, mau pulang di
rumah ga ada kerjaan jadi kuputuskan untuk tetap duduk disini, setelah lama
duduk perutku terasa sangat lapar, tak jauh dari tempat kududuk ada seorang bapak
tua menjual jagung bakar, aku pun menghampirinya ," jagung nya satu pak,"
seruku , bapak tua itu menanyakan "pedas atau asin ??? " , "
pedas... !!" jawab ku cepat, pak tua itu membakarkan sebuah jagung pesananku,
setelah beberapa lama diamembakar, di saji kan nyalah kepadaku, Pak tua itu duduk
di samping ku dan bertanya " sendirian dek ???", "
iyapak???" jawabku, " ga malam mingguan samapacar nya dek??"
lanjut dia bertanya, " ngakpak !!!" jawab ku dengan tawa kecil,
akhirnya bapak tua sipenjual jagung itu ngobrol dengan ku panjang lebar, dia bercerita
tentang pengalaman hidupnya, dari mulai berjualan sayur, roti, klontong, hingga
sekarang berjualan jagung. Dia bercerita dahulu dia hidup sendriri di Kota ini,
tak ada sanak keluarga satu pun, dia berjuang sendiri banting tulang untuk menafkahi
diri nya sendiri, sampai akhirnya dia menemukan seorang gadis pujaannya yang
kemudian di nikahinya, dari ceritanya tersebut aku mendapatkan banyak pelajaran
berharga bahwa suatu saat kita akan menemukan seseorang yang akan menemani dan mewarnai
hidup kita, dan kita tidak boleh berhenti berharap dan terus berjuang untuk hidup
dan kehidupan, dan jangan pernah merasa sendiri karena masih ada tuhan yang slalu
menemani hambanya kapanpun, di manapun, dan di dalam situasi apapun. Tak terasa
hari pun telah sore, dari ujung danau terlihat matahari telah lelah menyinari bumi
dan hendak beristirahat, langit pun menjadi gelap, angin pun terasa kencang menerpa
pohon-pohon palem yang ada di pinggir danau, setelah aku membayar kepada pak tua
sipenjual jagung aku pun bergegas memakai jaketku, dan hendak pergi Pak tua itu
berkata " Ingetya...!!! jangan pernah merasa sendiri dan jangan berhenti berharap
dan berjuang untuk hidup dan kehidupan", akumenjawab " ya pak,
terimakasih juga atas ceritanya"......
0 komentar:
Posting Komentar